Agen Luar Angkasa Rusia mengadakan pertemuan membahas Apophis. Asteroid yang mendekati bumi tahun 2029 itu jika tidak dihancurkan bisa membunuh jutaan nyawa.
Apophis ditemukan pada tahun 2004, jelas Direktur Institut Astronomi Rusia Boris Shustov.
Probabilitas tabrakan dengan bumi sangatlah tinggi, sekitar 1 banding 30. Tabrakan benda super besar tersebut dengan planet kita akan menyebabkan kerusakan yang sangat hebat.
Sebuah asteroid dengan diameter sebesar 300m bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Tapi ilmuwan lain memperkirakan probabilitas tabrakan tersebut rendah.
Ilmuwan mengatakan masa kritis akan terjasi pada 2029 di mana Apophis melewati bumi dan akan bisa dilihat dengan mata telanjang. Meskipun belum ada ancama terhadap dampaknya pada momen khusus tersebut, namun ilmuwan masih memperhitungkan potensi kerusakan dari 27 juta ton batu yang akan menabrak bumi tersebut. Apophis juga akan mendatangi bumi kembali pada tahun 2036.
NASA telah menyingkirkan semua kekhawatiran dari peluang tabrakan tersebut.
Saya tahu bahwa ilmuwan NASA telah sangat sibuk melacak orbit asteroid langka ini dengan sangat hati-hati dan saya tahu bahwa mereka saat ini tengah berusaha menurunkan risiko yang mungkin terjadi, ujar Presiden Firma Koneksi Sains Patrick Fullick di London.
Sementara itu, Agensi Ruang Angkasa Rusia mengatakan tetap menginginkan segala sesuatunya dipersiapkan.
Saya pikir melebih-lebihkan masalah dan menakuti diri sendiri bukanlah hal yang tepat, sebagaimana diakui Presiden Akademi Kosmonot Rusia Anatoly Koroteev. Tetapi tidak melakukan apa-apa dan tidak mengukur apapun tetaplah salah, maka tindakan harus tetap ada, karena ancaman akan datang.
NASA telah menghitung jika asteroid tersebut bertubrukan dengan bumi, maka ledakannya akan sama dengan ribuan kali lebih kuat daripada bom atom di Hiroshima.
Yury Karash, salah seorang anggota Akademi Kosmonot Rusia mengatakan bahwa konsekuensi dampaknya tidak akan global melainkan regional. Meskipun demikian tubrukan tersebut mampu menghapus banyak negara dan menghasilkan reaksi berantai destruktif di lingkungan manusia.
Valery Menshikov, juga anggota Akademi Kosmonot Rusia mengatakan bahwa ilmuwan harus lebih berhati-hati dengan tidak memperhitungkan bahaya asteroid.
Ada sejumlah besar asteroid yang berkeliling bumi dan melintasi orbit bumi. Banyak stasiun luar angkasa yang memonitor bahaya asteroid, tetapi sedihnya manusia jarang memperhatikan mereka, ujar Menshikov.
Pada bulan Oktober tahun 2009, sebuah batu asteroid meledak melewati Indonesia pada ketinggian 10-12 km. Total tenaga ledakan sama dengan 50 megaton, yang bisa disandingkan dengan tiga kali lipat ledakan Hiroshima, tambah Menshikov.
Dengan meledakkan Apophis dengan menggunakan senjata nuklir untuk mencegah dampak asteroid raksasa tersebut dilarang oleh pakta internasional. Salah satu strategi potensial yang digunakan adalah dengan mengirim pesawat ruang angkasa untuk mengalihkan arah asteroid tersebut.