Adam Lanza (20), pelaku pembantaian di SD Sandy Hook, bagi teman-temannya, dikenal sebagai sosok pemalu, minder, tetapi pintar. Rasa malunya ini membuat dia juga tidak memiliki Facebook atau jejaring sosial lainnya.
Dalam kenangan teman-temannya, wajahnya selalu terlihat pucat, tubuh yang tinggi, dan kurus kering. Jalannya terlihat kaku dengan tangan selalu di sisi badannya.
Namun, image tentang Adam Lanza yang pemalu dan kaku itu hilang setelah Jumat (14/12/2012) waktu setempat dia diketahui menembaki siswa Sekolah Dasar Sandy Hook di Negara Bagian Connecticut. Dengan berbekal dua pistol dan senapan otomatis, dia membunuh 20 siswa dan enam orang dewasa di sekolah tempat ibunya mengajar itu. Setelah itu, dia bunuh diri.
Dalam masa remajanya yang singkat itu, Adam hanya meninggalkan sedikit yang bisa diingat. Dia tidak memiliki Facebook, bahkan fotonya tak terpajang di buku tahunan angkatan 2010 SMA-nya. Hanya ada tulisan Camera shy dalam kotak yang seharusnya memajang foto Adam Lanza. Bahkan, beberapa temannya tak yakin bahwa dia lulus dari sekolah tersebut.
Matt Baier, teman sekolah Adam yang sekarang mahasiswa pertama di University of Connecticut, mengingat betapa Adam sangat tidak nyaman dengan pertemanan di sekolah.
Beberapa teman Adam lainnya mengerti bahwa dia mengalami gangguan perkembangan mental, bahkan ada yang menyebutnya menderita sindrom Asperger atau tingkat tertinggi dari autis.
"Dari yang saya lihat, orang-orang membiarkan dia menjadi dirinya sendiri dan memang begitu," kata Baier.
Baier yang duduk di sebelahnya saat pelajaran matematika menceritakan betapa pendiamnya Adam. Meski begitu, dia selalu mendapatkan nilai tertinggi dari pelajaran tersebut.
"Jika melihat dia, kamu tidak akan melihat emosi apa pun di wajahnya," kata mantan teman Adam lainnya.
"Bisa dikatakan bahwa dia merasa tidak nyaman dijadikan pusat perhatian. Mungkin dia tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Sepertinya dia menjadi orang yang tidak terlalu dikenal dan orang juga tidak menyadari bahwa seharusnya dia mendapatkan penanganan mental," kata Olivia DeVivo, teman Adam lainnya.
Sepanjang ingatannya, Olivia mengaku tidak pernah melihat Adam berteman, atau bahkan berbicara dengan seseorang. Menurutnya, Adam seperti bukan bagian dari kota Hoboken, New Jersey, tempat tinggal mereka.
Bahkan, seorang teman Randy Lanza, kakak Adam, mengatakan bahwa Randy menyebut adiknya mengalami gangguan mental. Pihak berwajib yang dimintai tanggapannya mengaku akan menyelidiki kemungkinan tersebut. ()
Dalam kenangan teman-temannya, wajahnya selalu terlihat pucat, tubuh yang tinggi, dan kurus kering. Jalannya terlihat kaku dengan tangan selalu di sisi badannya.
Namun, image tentang Adam Lanza yang pemalu dan kaku itu hilang setelah Jumat (14/12/2012) waktu setempat dia diketahui menembaki siswa Sekolah Dasar Sandy Hook di Negara Bagian Connecticut. Dengan berbekal dua pistol dan senapan otomatis, dia membunuh 20 siswa dan enam orang dewasa di sekolah tempat ibunya mengajar itu. Setelah itu, dia bunuh diri.
Dalam masa remajanya yang singkat itu, Adam hanya meninggalkan sedikit yang bisa diingat. Dia tidak memiliki Facebook, bahkan fotonya tak terpajang di buku tahunan angkatan 2010 SMA-nya. Hanya ada tulisan Camera shy dalam kotak yang seharusnya memajang foto Adam Lanza. Bahkan, beberapa temannya tak yakin bahwa dia lulus dari sekolah tersebut.
Matt Baier, teman sekolah Adam yang sekarang mahasiswa pertama di University of Connecticut, mengingat betapa Adam sangat tidak nyaman dengan pertemanan di sekolah.
Beberapa teman Adam lainnya mengerti bahwa dia mengalami gangguan perkembangan mental, bahkan ada yang menyebutnya menderita sindrom Asperger atau tingkat tertinggi dari autis.
"Dari yang saya lihat, orang-orang membiarkan dia menjadi dirinya sendiri dan memang begitu," kata Baier.
Baier yang duduk di sebelahnya saat pelajaran matematika menceritakan betapa pendiamnya Adam. Meski begitu, dia selalu mendapatkan nilai tertinggi dari pelajaran tersebut.
"Jika melihat dia, kamu tidak akan melihat emosi apa pun di wajahnya," kata mantan teman Adam lainnya.
"Bisa dikatakan bahwa dia merasa tidak nyaman dijadikan pusat perhatian. Mungkin dia tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Sepertinya dia menjadi orang yang tidak terlalu dikenal dan orang juga tidak menyadari bahwa seharusnya dia mendapatkan penanganan mental," kata Olivia DeVivo, teman Adam lainnya.
Sepanjang ingatannya, Olivia mengaku tidak pernah melihat Adam berteman, atau bahkan berbicara dengan seseorang. Menurutnya, Adam seperti bukan bagian dari kota Hoboken, New Jersey, tempat tinggal mereka.
Bahkan, seorang teman Randy Lanza, kakak Adam, mengatakan bahwa Randy menyebut adiknya mengalami gangguan mental. Pihak berwajib yang dimintai tanggapannya mengaku akan menyelidiki kemungkinan tersebut. ()