Pemimpin tertinggi Hamas menantang Israel untuk melakukan serangan darat ke Gaza dan mengabaikan upaya diplomatik untuk gencatan senjata atas perang yang telah berlangsung seminggu di wilayah itu.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Kairo, pemimpin Hamas Khaled Meshal mengatakan tentang ancamanan Israel untuk mengerahkan infantri ke perbatasan Gaza. Menurutnya, itu cuma gertak sambal Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. "Jika Anda hendak melakukannya, Anda pasti sudah lakukan," kata Meshal, Senin, 19 November 2012.
Meshal menuding Israel menggunakan ancaman invasi agar bisa "mendiktekan keinginan-keinginan mereka dan memaksa kami diam."
Membantah tudingan Israel bahwa Hamas yang memicu konflik, Meshal mengatakan masalah ada pada Israel. "Penduduk Gaza ingin Israel memenuhi tuntutan mereka-menghentikan agresi, pembunuhan dan invasi, dan mengakhiri pengepungan atas Gaza," katanya.
Pada hari yang sama, Netanyahu mengadakan rapat dengan para menteri utama, dan menurut media Israel, dalam pertemuan itu dibicarakan langkah selanjutnya yang akan diambil dalam konflik Gaza, termasuk kemungkinan untuk gencatan senjata. Tapi para pejabat Israel menolak mengomentari informasi ini.
Menteri Kesehatan Hamas mengatakan, sejak serangan Israel pada hari Rabu, 14 November 2012, sudah 107 orang terbunuh. Israel mengklaim sebagian besar yang terbunuh adalah para militan, namun pihak Hamas mengatakan kebanyakan korban adalah warga sipil. Di antaranya 26 anak-anak, 10 wanita, 12 pria berusia di atas 50 tahun. Cuma 36 korban meninggal yang diakui sebagai militan.
Selain yang meninggal, menurut data dari Hamas, ada 860 orang lebih yang terluka akibat serangan Israel, 260 di antaranya anak-anak, 140 wanita, dan 55 orang pria berusia di atas 50 tahun.